Chapter 3
TOANBATOAN
Di sebuah gurun yang jauh, jauh disana, terlihat seorang wanita yang seksi dengan gigi yang naujubileh gedenya. Wanita itu berjalan terseok-seok menahan berat giginya. Sesekali giginya yang kuning kehitaman itu tertancap di kaktus yang gede gedabrak.
Suatu ketika, saat giginya menancap di kaktus dan tidak bisa ditarik lagi, ia berteriak minta tolong hingga akhirnya datanglah 2 orang pria tinggi semampai bergigi putih cling yang namanya akan disebutkan di kalimat berikutnya. Dua pria yang bernama Andrew dan Bambang itu jatuh cinta pada pandangan pertama dengan ‘TOTO’ yang cantik jelita (kecuali giginya). Tetapi gigi ‘TOTO’ tidak semudah itu bisa ditarik dari kaktus, jadi akhirnya Andrew dan Bambang terpaksa memotong kaktus itu. Di saat Andrew menancapkan gunting raksasanya ke tubuh kaktus, tiba-tiba terdengar lolongan yang sangat mengerikan, disusul oleh keluarnya kepulan asap dari duri-durinya, dan membentuk sesosok bayangan yang dikenali ‘TOTO’ sebagai Toto. Lalu dari bayangan Toto keluarlah Andreas yang membuat Andrew dan Bambang menganga lebar karena melihat keajaiban itu. Andreas memaki ‘TOTO’ tanpa suara. Andrew dan Bambang langsung lari kocar kacir karena takut terlibat. Namun, malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, Andrew dan Bambang pun kesurupan roh Toto dan Andreas. Mereka pun kembali lagi pada ‘TOTO’, tapi bukannya untuk menolong melainkan untuk menghina dina, mencaci maki, dan melepaskan angkara murka mereka pada ‘TOTO’. Mereka kesal karena ‘TOTO’ telah membunuh mereka, mereka marah karena ‘TOTO’ telah menghilangkan benda berharga yang dibuat dari batu tempat mereka lahir, dan mereka mangkel melihat penampilan ‘TOTO’ yang semakin hancur. ‘TOTO’ pun menangis bombay, bukan karena dimarahi tapi karena gunting yang dipegang Andrew/Toto nyaris menggunting rambutnya yang warna-warni itu. Sekarang warna rambutnya yang tadinya indah itu sudah mulai luntur karena terkena ingus, darah, air laut, dan sinar UV yang menyengat di padang pasir.
Sementara itu, jiwa Andrew dan Bambang terus mengembara dalam kegelapan. Mereka gondog karena raga mereka direbut dengan paksa. Lalu mereka berusaha untuk merebut tubuh mereka kembali.
Mereka memasuki tubuh kaktus, namun penunggu kaktusnya ternyata serem banget, jadi mereka nggak berani ngelawan. Akhirnya mereka keluar lagi. Setelah itu mereka memasuki batu, tapi mereka nggak bisa gerak gara-gara keberatan. Mereka keluar lagi, tapi tiba-tiba Andrew melihat seberkas cahaya dalam batu itu. Mereka segera merasuki cangkul yang kebetulan lagi senderan di batu itu dan mulai memacul-macul batu sinting itu. Setelah batu itu menjadi serpihan, barulah Andrew dan Bambang merasuki batu itu dan mulai menimpuki tubuh mereka yang sudah dirasuki roh Toto dan Andreas.
Akhirnya, Toto dan andreas kesakitan dan kabur dengan masih merasuki tubuh Andrew dan Bambang. Andrew dan Bambang terus mengejar tubuh mereka sampai ke sebuah jurang. Toto dan Andreas saling berpandangan, lalu mereka menoleh ke arah batu-batu berisi roh Andrew dan Bambang, lalu mereka saling berpandangan lagi dengan segurat senyum licik, dan langsung terjun bebas ke jurang tak berujung itu. Andrew dan Bambang hanya bisa pasrah saja melihat tubuh merka jatuh.
Setelah say goodbye kepada tubuh mereka, mereka mulai melambung-lambung ke arah ‘TOTO’, yang taringnya masih tertancap di kaktus, dan langsung melemparinya dengan penuh amarah. ‘TOTO’ terus meraung-raung menahan rasa sakit tanpa bisa menghindar.
Tiba-tiba, ‘TRIING’ benda yang mirip bangku namun dengan lubang di tempat dudukannya dan bertuliskan TOTO di senderannya muncul sebagai tameng bagi ‘TOTO’. Benda itu menghancurkan Andrew dan Bambang menjadi debu dan menarik ‘TOTO’ dari kaktus hingga ia terselamatkan.
Suatu ketika, saat giginya menancap di kaktus dan tidak bisa ditarik lagi, ia berteriak minta tolong hingga akhirnya datanglah 2 orang pria tinggi semampai bergigi putih cling yang namanya akan disebutkan di kalimat berikutnya. Dua pria yang bernama Andrew dan Bambang itu jatuh cinta pada pandangan pertama dengan ‘TOTO’ yang cantik jelita (kecuali giginya). Tetapi gigi ‘TOTO’ tidak semudah itu bisa ditarik dari kaktus, jadi akhirnya Andrew dan Bambang terpaksa memotong kaktus itu. Di saat Andrew menancapkan gunting raksasanya ke tubuh kaktus, tiba-tiba terdengar lolongan yang sangat mengerikan, disusul oleh keluarnya kepulan asap dari duri-durinya, dan membentuk sesosok bayangan yang dikenali ‘TOTO’ sebagai Toto. Lalu dari bayangan Toto keluarlah Andreas yang membuat Andrew dan Bambang menganga lebar karena melihat keajaiban itu. Andreas memaki ‘TOTO’ tanpa suara. Andrew dan Bambang langsung lari kocar kacir karena takut terlibat. Namun, malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, Andrew dan Bambang pun kesurupan roh Toto dan Andreas. Mereka pun kembali lagi pada ‘TOTO’, tapi bukannya untuk menolong melainkan untuk menghina dina, mencaci maki, dan melepaskan angkara murka mereka pada ‘TOTO’. Mereka kesal karena ‘TOTO’ telah membunuh mereka, mereka marah karena ‘TOTO’ telah menghilangkan benda berharga yang dibuat dari batu tempat mereka lahir, dan mereka mangkel melihat penampilan ‘TOTO’ yang semakin hancur. ‘TOTO’ pun menangis bombay, bukan karena dimarahi tapi karena gunting yang dipegang Andrew/Toto nyaris menggunting rambutnya yang warna-warni itu. Sekarang warna rambutnya yang tadinya indah itu sudah mulai luntur karena terkena ingus, darah, air laut, dan sinar UV yang menyengat di padang pasir.
Sementara itu, jiwa Andrew dan Bambang terus mengembara dalam kegelapan. Mereka gondog karena raga mereka direbut dengan paksa. Lalu mereka berusaha untuk merebut tubuh mereka kembali.
Mereka memasuki tubuh kaktus, namun penunggu kaktusnya ternyata serem banget, jadi mereka nggak berani ngelawan. Akhirnya mereka keluar lagi. Setelah itu mereka memasuki batu, tapi mereka nggak bisa gerak gara-gara keberatan. Mereka keluar lagi, tapi tiba-tiba Andrew melihat seberkas cahaya dalam batu itu. Mereka segera merasuki cangkul yang kebetulan lagi senderan di batu itu dan mulai memacul-macul batu sinting itu. Setelah batu itu menjadi serpihan, barulah Andrew dan Bambang merasuki batu itu dan mulai menimpuki tubuh mereka yang sudah dirasuki roh Toto dan Andreas.
Akhirnya, Toto dan andreas kesakitan dan kabur dengan masih merasuki tubuh Andrew dan Bambang. Andrew dan Bambang terus mengejar tubuh mereka sampai ke sebuah jurang. Toto dan Andreas saling berpandangan, lalu mereka menoleh ke arah batu-batu berisi roh Andrew dan Bambang, lalu mereka saling berpandangan lagi dengan segurat senyum licik, dan langsung terjun bebas ke jurang tak berujung itu. Andrew dan Bambang hanya bisa pasrah saja melihat tubuh merka jatuh.
Setelah say goodbye kepada tubuh mereka, mereka mulai melambung-lambung ke arah ‘TOTO’, yang taringnya masih tertancap di kaktus, dan langsung melemparinya dengan penuh amarah. ‘TOTO’ terus meraung-raung menahan rasa sakit tanpa bisa menghindar.
Tiba-tiba, ‘TRIING’ benda yang mirip bangku namun dengan lubang di tempat dudukannya dan bertuliskan TOTO di senderannya muncul sebagai tameng bagi ‘TOTO’. Benda itu menghancurkan Andrew dan Bambang menjadi debu dan menarik ‘TOTO’ dari kaktus hingga ia terselamatkan.
Chapter 3 Tamat
No comments:
Post a Comment